Judul buku : Everlasting
Love
Pengarang : Alit
Tisna Palupi, dkk
Penerbit
: Gagas Media
Cetakan
: I, 2013
Tebal
: viii + 232 hlm, 14 x 20 cm
ISBN
: 979-780-680-4
Peresensi
: Agregat Illah Nur Yanuar, pegiat klub pecinta buku Booklicious-Malang,
mahasiswa Sastra Indonesia-Universitas Negeri Malang
IBU, DENGAN CINTA YANG TIADA TARA!
Cinta yang tak pernah selesai. Tentang
cinta yang luar biasa, seperti tak akan pernah habis. cinta yang berani berkata
“Kau adalah segalanya bagiku, cinta”. Yakni cinta Ibu untuk anak-anaknya. 11
kisah yang mewakili berjuta-juta kisah tentang cinta Ibu, terangkum dalam everlasting love. Terharu, terhenyak,
dan berbagai rasa yang bercampur aduk mengiringi setiap jejak kata. Para wanita
luar biasa yang berkisah tentang cinta mereka. Ibu, selalu punya cinta yang tak
pernah selesai.
It
Takes Two to Tango, buah karya Smita Diastri, menjadi
topik pembahasan bersama kawan penikmat buku malam itu “Booklicious”. Sabia,
putri kecil yang lahir melengkapi keluarga kecil mereka, menambah warna baru
kehidupan. Berbagai hal yang mengejutkan, tak terduga silih berganti datang,
melengkapi babak baru Smita. Support
group, menjadi hal yang sangat penting dalam kerjasama merawat dan berjuang
mendidik titipan Illahi. Sebuah keluarga yang sering tergantung dengan asisten
akan menimbulkan polemik tersendiri pada saatnya, seperti yang dialami oleh
Smita dan suami. Ketika lebaran, duo mbak asisten harus mudik, maka seketika
semua pekerjaan sesungguhnya harus diambil alih, ditemani dengan datangnya
makhluk baru, Sabia.
Ada kutipan “Tuhan menciptakan suami
untuk membuat istrinya tetap waras”, kutipan yang lucu, namun kata-kata
tersebut memang perlu direnungkan lagi, karena seorang istri bisa benar-benar
menjadi aneh, hehe. Lagi-lagi, support
group antara suami dan istri sangatlah penting dalam mengasuh buah hati.
Tanpa patner yang luar biasa dan mengerti kita, semua takkan terlewati dengan
mudah, karena seperti yang dikatakan Smita, menjadi orang tua itu seperti
bermain game, selesai dengan satu
level maka level yang selanjutnya telah menanti. Dan lagi, dengan patenr yang
luar biasalah semua level tersebut akan dapat terlewati.
Semua wanita bermimpi kelak ia akan
dapat menjadi Ibu yang luar biasa untuk anak mereka, buah hati, cinta kasihnya,
namun kita tahu bahawa tiada yang sempurna di dunia ini, termasuk Ibu kita.
Tapi, ada yang perlu diingat bahwa cinta Ibulah yang nyaris sempurna di jagad
ini. Kedua orang tua berjuang untuk dapat menjadi teladan putra-putrinya, meski
mereka tahu bahwa, bayi mungil mereka tak dapat mereka dekap selamanya. Tapi,
saya berharap bahwa mereka akan selalu mencari dan menemukan kami, di saat
mereka memerlukan tempat untuk pulang (hal. 101).
Ibu
yang luar biasa akan semakin menjadi luar biasa bila mendapat support group dan
rela pula jatuh bangun mendidik anak mereka.
“Mungkin karena itu kita butuh
patner yang sepaham. Seseorang yang mengerti kapan saatnya menjadi emosional,
kapan harus rasional, kapan saatnya kita diam dan tidak jemawa serta kapan
saatnya kita merayakan sesuatu. Seseorang yang mengerti kapan harus bersikap,
kapan harus bertindak dan kapan harus duduk sejenak sambil beristirahat dan
mengatur strategi, sebelum mulai berjalan sama-sama lagi”. (hal.
102)
Buku
indah yang sangat layak untuk dibaca oleh perempuan-perempuan calon Ibu,
laki-laki calon suami, agar semua memahami bahwa hidup itu penuh perjuangan
serta cinta. Love you, Mom!