Rabu, 02 April 2014

Resensi



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFXPgpXE3VYGc4cgkBsIEQDCiPJ2XOY6JgX2i5V-7TgEmHA8iaybWW1f2CtKpFOQxixQTCoueJ04F8vUFcXlLfhG8gYT9v1CXPw_yKT1-nDI88EWAo-mxXn9U-yqjvdTurEy3rUezcyJ5j/s1600/everlasting+love_cover+front+only.jpg

Judul buku      : Everlasting Love
Pengarang       : Alit Tisna Palupi, dkk
Penerbit           : Gagas Media
Cetakan           : I, 2013
Tebal               : viii + 232 hlm, 14 x 20 cm
ISBN               : 979-780-680-4
Peresensi         : Agregat Illah Nur Yanuar, pegiat klub pecinta buku Booklicious-Malang, mahasiswa Sastra Indonesia-Universitas Negeri Malang

IBU, DENGAN CINTA YANG TIADA TARA!

Cinta yang tak pernah selesai. Tentang cinta yang luar biasa, seperti tak akan pernah habis. cinta yang berani berkata “Kau adalah segalanya bagiku, cinta”. Yakni cinta Ibu untuk anak-anaknya. 11 kisah yang mewakili berjuta-juta kisah tentang cinta Ibu, terangkum dalam everlasting love. Terharu, terhenyak, dan berbagai rasa yang bercampur aduk mengiringi setiap jejak kata. Para wanita luar biasa yang berkisah tentang cinta mereka. Ibu, selalu punya cinta yang tak pernah selesai.
It Takes Two to Tango, buah karya Smita Diastri, menjadi topik pembahasan bersama kawan penikmat buku malam itu “Booklicious”. Sabia, putri kecil yang lahir melengkapi keluarga kecil mereka, menambah warna baru kehidupan. Berbagai hal yang mengejutkan, tak terduga silih berganti datang, melengkapi babak baru Smita. Support group, menjadi hal yang sangat penting dalam kerjasama merawat dan berjuang mendidik titipan Illahi. Sebuah keluarga yang sering tergantung dengan asisten akan menimbulkan polemik tersendiri pada saatnya, seperti yang dialami oleh Smita dan suami. Ketika lebaran, duo mbak asisten harus mudik, maka seketika semua pekerjaan sesungguhnya harus diambil alih, ditemani dengan datangnya makhluk baru, Sabia.
Ada kutipan “Tuhan menciptakan suami untuk membuat istrinya tetap waras”, kutipan yang lucu, namun kata-kata tersebut memang perlu direnungkan lagi, karena seorang istri bisa benar-benar menjadi aneh, hehe. Lagi-lagi, support group antara suami dan istri sangatlah penting dalam mengasuh buah hati. Tanpa patner yang luar biasa dan mengerti kita, semua takkan terlewati dengan mudah, karena seperti yang dikatakan Smita, menjadi orang tua itu seperti bermain game, selesai dengan satu level maka level yang selanjutnya telah menanti. Dan lagi, dengan patenr yang luar biasalah semua level tersebut akan dapat terlewati.
Semua wanita bermimpi kelak ia akan dapat menjadi Ibu yang luar biasa untuk anak mereka, buah hati, cinta kasihnya, namun kita tahu bahawa tiada yang sempurna di dunia ini, termasuk Ibu kita. Tapi, ada yang perlu diingat bahwa cinta Ibulah yang nyaris sempurna di jagad ini. Kedua orang tua berjuang untuk dapat menjadi teladan putra-putrinya, meski mereka tahu bahwa, bayi mungil mereka tak dapat mereka dekap selamanya. Tapi, saya berharap bahwa mereka akan selalu mencari dan menemukan kami, di saat mereka memerlukan tempat untuk pulang (hal. 101).
 Ibu yang luar biasa akan semakin menjadi luar biasa bila mendapat support group dan rela pula jatuh bangun mendidik anak mereka.
“Mungkin karena itu kita butuh patner yang sepaham. Seseorang yang mengerti kapan saatnya menjadi emosional, kapan harus rasional, kapan saatnya kita diam dan tidak jemawa serta kapan saatnya kita merayakan sesuatu. Seseorang yang mengerti kapan harus bersikap, kapan harus bertindak dan kapan harus duduk sejenak sambil beristirahat dan mengatur strategi, sebelum mulai berjalan sama-sama lagi”. (hal. 102)

Buku indah yang sangat layak untuk dibaca oleh perempuan-perempuan calon Ibu, laki-laki calon suami, agar semua memahami bahwa hidup itu penuh perjuangan serta cinta. Love you, Mom!